Semua orang pasti pernah mengalami mata merah. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya seperti terkena debu, asap, atau karena terlalu lama berada di ruangan ber-AC. Biasanya, mata merah akibat debu atau asap dapat hilang dengan sendirinya setelah faktor pemicunya dihindari (debu, asap). Apabila mata merah yang dialami berkepanjangan (belum sembuh dalam beberapa hari) dan mengeluarkan kotoran mata yang berlebihan, hal ini patut kita waspadai. Apabila diikuti dengan kelopak mata membengkak dan mengeluarkan nanah, maka kemungkinan Anda terserang penyakit konjungtivitis atau peradangan pada selaput mata. Peradangan ini dapat disebabkan oleh virus, bakteri, atau alergi. Selain itu, peradangan ini juga bisa diderita oleh bayi yang baru dilahirkan, yang disebabkan kuman pada saat persalinan akibat kurang sterilnya kondisi saat persalinan.
Umumnya, pada saat mengalami konjungtivitis masyarakat awam menggunakan obat tetes mata untuk mengobatinya. Sebenarnya, selain obat tetes mata, masih ada alternatif lain yang cukup efektif dan dapat digunakan untuk mengobati penyakit ini. Seperti salep mata yang telah terbukti manfaatnya dalam pengobatan sakit mata. Pada dasarnya, salep mata tidak jauh berbeda dengan obat tetes mata, dilihat dari segi kandungannya. Salep mata yang banyak beredar di pasaran adalah salep mata yang mengandung antibiotik dan biasa digunakan untuk mengobati konjungtivitis akibat bakteri.
Sebenarnya, salep mata memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan obat tetes mata. Salep mata cenderung lebih awet (dalam penyimpanan), penggunaannya juga lebih efisien dan tahan lama. Tidak seperti tetes mata yang cepat menguap habis akibat terbuang bersama air mata sehingga kita harus lebih sering menggunakannya, salep mata lebih lama menempel di mata sehingga pengobatannya pun menjadi lebih efektif. Pada penderita akut, salep mata sangat dianjurkan daripada tetes mata yang harus diteteskan setiap 3 sampai 4 jam sekali, karena daya kerjanya cepat menghilang, terbuang bersama air mata. Dengan penggunaan yang dioleskan pada kelopak mata bagian dalam, diharapkan zat aktif dalam salep mata dapat bekerja optimal. Sehingga diharapkan penyembuhan menjadi lebih cepat.
Cara penggunaan salep mata tidak jauh berbeda dengan penggunaan obat tetes mata. Kedua jenis obat ini ( salep mata dan tetes mata ) merupakan obat steril. Jadi untuk mencegah kontaminasi, ujung wadah obat jangan sampai terkena permukaan lain dan tutup rapat sesudah digunakan. Selain itu, satu obat mata hanya boleh digunakan untuk satu orang saja. Hal ini penting, karena sakit mata yang diderita oleh satu orang dengan yang lain mungkin berbeda sehingga membutuhkan jenis obat yang berbeda. Selain itu juga untuk mencegah penularan penyakit mata ke orang lain. Selanjutnya, obat mata yang masih tersisa satu bulan setelah tutup dibuka harus segera dibuang, karena obat mata akan cepat rusak setelah dibuka.
Saat ini, obat mata yang beredar di pasaran sangat beragam jenisnya. Beberapa contoh kandungan obat salep mata beserta nama dagangnya antara lain :
chloramphenicol ( Ikamicetin®, Spersanicol®, Reco®)
gentamicin sulfat ( Garamycin®, Garexin®)
tetracycline HCl ( Ikacycline®)
acyclovir ( Zovirax®)
neomycin sulfat ( Nebacetin®, Kenetrol®)
Daftar nama obat salep mata yang disebutkan di atas hanyalah sebagian kecil dari salep mata yang bisa ditemui di pasaran. Masyarakat dapat dengan leluasa memilih obat yang paling cocok untuk penyakitnya. Asalkan sebelum memilih obat, bekonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter spesialis mata untuk mengetahui penyebab penyakitnya. Hal ini dianjurkan agar tidak salah dalam memilih obat. Sebelum terlanjur, tindakan yang paling baik adalah menjaga kesehatan mata kita. Caranya antara lain dengan istirahat cukup, tidak terlalu lama bekerja di depan komputer / menonton tv, dan mengkonsumsi buah-buahan serta sayur yang banyak mengandung vitamin A. Ingat, mencegah lebih baik daripada mengobati.
Selain obat tetes dan salep, ada lagi obat mata yang lebih ampuh dan tanpa ada efeksampingnya dengan cara ramu - ramuan tradisional atau obat tradisioanal contohnya bawang putih, daun suruh dan masih banyak lainnya..
Umumnya, pada saat mengalami konjungtivitis masyarakat awam menggunakan obat tetes mata untuk mengobatinya. Sebenarnya, selain obat tetes mata, masih ada alternatif lain yang cukup efektif dan dapat digunakan untuk mengobati penyakit ini. Seperti salep mata yang telah terbukti manfaatnya dalam pengobatan sakit mata. Pada dasarnya, salep mata tidak jauh berbeda dengan obat tetes mata, dilihat dari segi kandungannya. Salep mata yang banyak beredar di pasaran adalah salep mata yang mengandung antibiotik dan biasa digunakan untuk mengobati konjungtivitis akibat bakteri.
Sebenarnya, salep mata memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan obat tetes mata. Salep mata cenderung lebih awet (dalam penyimpanan), penggunaannya juga lebih efisien dan tahan lama. Tidak seperti tetes mata yang cepat menguap habis akibat terbuang bersama air mata sehingga kita harus lebih sering menggunakannya, salep mata lebih lama menempel di mata sehingga pengobatannya pun menjadi lebih efektif. Pada penderita akut, salep mata sangat dianjurkan daripada tetes mata yang harus diteteskan setiap 3 sampai 4 jam sekali, karena daya kerjanya cepat menghilang, terbuang bersama air mata. Dengan penggunaan yang dioleskan pada kelopak mata bagian dalam, diharapkan zat aktif dalam salep mata dapat bekerja optimal. Sehingga diharapkan penyembuhan menjadi lebih cepat.
Cara penggunaan salep mata tidak jauh berbeda dengan penggunaan obat tetes mata. Kedua jenis obat ini ( salep mata dan tetes mata ) merupakan obat steril. Jadi untuk mencegah kontaminasi, ujung wadah obat jangan sampai terkena permukaan lain dan tutup rapat sesudah digunakan. Selain itu, satu obat mata hanya boleh digunakan untuk satu orang saja. Hal ini penting, karena sakit mata yang diderita oleh satu orang dengan yang lain mungkin berbeda sehingga membutuhkan jenis obat yang berbeda. Selain itu juga untuk mencegah penularan penyakit mata ke orang lain. Selanjutnya, obat mata yang masih tersisa satu bulan setelah tutup dibuka harus segera dibuang, karena obat mata akan cepat rusak setelah dibuka.
Saat ini, obat mata yang beredar di pasaran sangat beragam jenisnya. Beberapa contoh kandungan obat salep mata beserta nama dagangnya antara lain :
chloramphenicol ( Ikamicetin®, Spersanicol®, Reco®)
gentamicin sulfat ( Garamycin®, Garexin®)
tetracycline HCl ( Ikacycline®)
acyclovir ( Zovirax®)
neomycin sulfat ( Nebacetin®, Kenetrol®)
Daftar nama obat salep mata yang disebutkan di atas hanyalah sebagian kecil dari salep mata yang bisa ditemui di pasaran. Masyarakat dapat dengan leluasa memilih obat yang paling cocok untuk penyakitnya. Asalkan sebelum memilih obat, bekonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter spesialis mata untuk mengetahui penyebab penyakitnya. Hal ini dianjurkan agar tidak salah dalam memilih obat. Sebelum terlanjur, tindakan yang paling baik adalah menjaga kesehatan mata kita. Caranya antara lain dengan istirahat cukup, tidak terlalu lama bekerja di depan komputer / menonton tv, dan mengkonsumsi buah-buahan serta sayur yang banyak mengandung vitamin A. Ingat, mencegah lebih baik daripada mengobati.
Selain obat tetes dan salep, ada lagi obat mata yang lebih ampuh dan tanpa ada efeksampingnya dengan cara ramu - ramuan tradisional atau obat tradisioanal contohnya bawang putih, daun suruh dan masih banyak lainnya..
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar