Obat Bayi dan Anak

Bookmark and Share

Sekedar sharing, berikut ini adalah obat-obatan untuk bayi yang tersedia di kotak P3K rumah gue, baik yang merupakan “simpanan” (alias belum-pernah-dipake-tapi-untuk-jaga-jaga-kalau-suatu-saat-ada-apa-apa) ataupun obat yang emang udah pernah terpakai atau biasa dipakai ketika anak gue sakit.

1. Obat Penurun Panas

Rekomendasi dari dokter anak gue adalah Tempra Drop. Kalau rekomendasi eyang-eyangnya ayodya (kebetulan mereka dokter juga) adalah SanMol Syrup. Kalau gue lebih seneng tempra drop karena kayaknya emang komposisinya udah diatur sedemikian rupa sehingga pas untuk bayi dan nggak terlalu pekat.. lagipula praktis pake pipet yang ada dalam kemasannya.

resize-of-dscn0707.jpg

Ngasih obat ke bayi rada-rada nggak gampang sih. Meskipun udah dalam bentuk tetes/drop gitu, tetep aja gue nggak bisa ngasih langsung ke bayi gue dalam jumlah terlalu banyak tanpa dicairkan. Dia bisa muntah. Entah karena aromanya terlalu menyengat atau rasanya yang terlalu manis-manis-pahit (padahal kayak rasa syrup strawberry). Jadi jalan satu-satunya adalah memberikan beberapa tetes obat itu ke dalam air di sendok yang kemudian diberikan ke bayi beberapa kali suapan sampai obatnya habis.

2. Obat Batuk dan Pilek

Kalau cuma pilek doang, bisa berikan Fenistil Drop atau Ryvel Drop. Eyangnya Ayodya menyarankan Breathy untuk masalah hidung meler ini. Kalau batuk biasa, eyangnya ayodya merekomendasikan benadryl DMP syrup atau romilar. Untuk bayi, takarannya harap benar-benar-tanya-dokter-dulu karena Benadryl dan Romilar adalah untuk penggunaan di atas satu tahun.

resize-of-dscn0709a.jpg resize-of-dscn0710a.jpg resize-of-dscn0706.jpg resize-of-dscn0714a.jpg

Kalau batuknya berdahak, nahhh, harus kombinasi nih. Gunakan Mucopect untuk pengencer dahak. Then, kalau batuknya ternyata disinyalir parah (maksudnya bener-bener uhuk-uhuk-uhuk sampe mengganggu aktivitas bayi) kemungkinan ada bakterinya. Maka disarankan diberi antibiotik bermerek dagang Amoxan atau apa lah. Again, untuk bayi sebaiknya berikan yang drop aja. Well, antibiotik semacam ini diberikan minimal 3 hari supaya kuman mati dan tidak resisten.

3. Obat Kejang

resize-of-dscn0703a.jpg

InsyaAllah jangan sampe dipake deh. Amin..amin..amin. Bahaya banget kalau bayi sampe kejang atau step, bisa mempengaruhi otaknya. Anyway, untuk keperluan antisipasi, eyangnya Ayodya sudah mempersiapkan obat ini di rumah. Namanya Stesolid, dan penyimpanan obat ini harus di tempat sejuk alias dingin alias di kulkas. Dimasukkan per anal alias lewat anus kemudian cairan di dalam kemasan obat itu disemprotkan ke dalam anus.

4. Obat Sembelit

Nah, jika bayi anda termasuk lama buang air besar (misalnya 3 hari sekali atau 5 hari sekali), kata dokter anak gue, selama dia belum makan makanan padat harusnya sih nggak apa-apa asalkan si bayi aktif banget bergerak. Itu berarti kalori yang masuk dipake semua untuk bergerak, dan ampasnya baru cukup banyak untuk dibuang ya setelah 5 hari itu. Ini kejadian sama Ayodya sebelum usia 6 bulan. Pup-nya lamaaaaa sekali. bisa sampe 4 hari atau 5 hari sekali. Sekarang sih alhamdulillah udah tiap hari bisa pup karena udah makan makanan padat.

microlax.jpg

Nah, dulu kalau ayodya ga pup lebih dari 5 hari, gue suka panik. Nah, untuk merangsang supaya pup, maka eyangnya ayodya merekomendasikan microlax. Bentuk dan cara pemakaian sama dengan obat kejang itu.

5. Obat Diare dan Disentri

Duh, malu juga sih cerita tentang ini, tapi nggak apa-apa deh buat pelajaran. Gue merupakan seorang mahluk Tuhan yang sangat-sangat-sangat memuja kebersihan, kebersihan lagi, dan sekali lagi kebersihan -disamping juga keindahan dan kerapihan- merasa sangat tertampar ketika bayi gue diare sekitar dua bulan yang lalu. Nggak cuma diare, tapi juga disentri. Cirinya diare, si bayi bisa pup lebih dari 2 kali dalam 6 jam dan fesesnya cair. Kalau disentri, fesesnya mengandung darah, yang berarti ada bakteri jahat di usus si bayi.

Penyebab diare sampai sekarang masih nggak jelas kenapa, karena selama satu setengah bulan bayi gue makan makanan padat sejak umur 6 bulan nggak pernah kenapa-kenapa. Lagian, dari mulai usia 2 bulan pun dia sudah terbiasa dengan minum-pakai-botol-dan-dot. Artinya, analisis penyebab penyakit dari cara masak dan cara mensterilkan alat makan bisa dicoret. Gue rada curiga sama pembantu gue (bukan baby sitternya bayi gue) yang beberapa hari sebelum anak gue diare, dia terkena diare akibat jajan di luar rumah. Ya allahualam lah.

Hmm, gue juga rada merasa bersalah ama bayi gue secara gue tidak mengasuh sendiri bayi gue 24 jam (gue menitipkan dia ke orang lain pas gue kerja), maka dari itu gue nggak bisa terlalu menyalahkan baby sitter gue ataupun pembantu gue yang rada ndablek itu.

Cara penanganannya? Bagai kesamber petir, plus kalap, plus takut, plus deg-degan, gue banyak doa sekaligus tetap mengusahakan supaya bayi gue banyak minum dan ga kehabisan cairan. Masalahnya, selain pup-nya sering setiap 2 jam sekali, ayodya juga tetap aktif gerak sana gerak sini.. makin memperparah kekhawatiran gue dia bakal kekurangan cairan..

Hari itu gue meliburkan diri. Hari itu gue nggak terlalu memfokuskan pada susu, yang penting cairan yang keluar lewat pup terganti dan keseimbangan ion di tubuh si bayi harus terjaga. Maka gue fokus memberi bayi gue pedialyte alias oralit untuk bayi. Ada yang aroma bubble gum, ada yang netral. Ayodya rupanya lebih suka yang netral.

pedialit.jpg

Untuk susu, dokter anak gue menyarankan mengganti susu NAN-HA2 yang biasanya diminum ayodya dengan Bebelac FL (Free Lactose) supaya lebih “friendly” ama perut dan usus bayi. Penggantian ini selama bayi diare aja sih.

bebelacfl.jpg

Trus, untuk obat diare sendiri, dokter anak merekomendasikan Lacto-B. Bentuknya puyer dan bisa diminumkan bersama susu atau air. Kalau untuk obat disentri alias pembunuh bakteri adalah Sanprima syrup atau Kaopectate. Minuminnya mesti pelan-pelan banget, diencerkan pakai air karena syrup ini terlalu pekat untuk bayi. Dan ingat, obat pembunuh bakteri diberikan selama minimal 3 hari.

resize-of-resize-of-dscn0701.jpg

Wiss pokoknya semua daya, upaya, dan duit dikerahkan untuk melawan dan memberantas penyakit membahayakan sekaligus memalukan ini. Membahayakan? karena diare dalam waktu yang lama bisa menyebabkan anak kekurangan cairan dan kejang, kemudian.. hiiii.. astagfirullah. Kalau memalukan? ya iyalah.. ini kan penyakit karena ada kuman masuk per oral.. bisa dari makanan, mainannya, tempat tinggalnya, macem-macem lah.. dengan kata lain: “jorok”. Kalau anaknya kena diare ya siapa lagi yang bakal dibilang jorok kalau bukan ibunya sebagai tertuduh utama?! Gue seorang pembersih (bahkan superbersih kalau kata suami dan mertua gue), rumah bersih, untuk anak gue usahakan semaksimal mungkin segalanya bersih-sehat-dan steril, ehh kecolongan juga. Malu banget.. Ironis.. :(

Alhamdulillah, nggak sampe 20 jam, Ayodya sudah sembuh, pulih, dan pupnya udah teratur 12 jam sekali seperti biasanya, dan fesenya nggak cair lagi. Mudah-mudahan nggak terulang lagi ke ayodya ataupun adiknya nanti. Pelajaran benar-benar pelajaran. Oya, ketika ayodya ditimbang berat badannya pas bulan selanjutnya, alhamdulillah masih mengalami kenaikkan meskipun cuma 200 gr dari bulan sebelumnya akibat kena diare.. (kalau nggak diare harusnya bisa lebih tuh..)


sumber : putalesulfato.wordpress.com

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar