TIDAK BENAR BAYI ASI EKSKLUSIF RENTAN TERKENA ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI

Bookmark and Share

Ada hal yang mengganjal, setiap kali membaca jurnal-jurnal laktasi bahwa bayi ASI eksklusif diklaim rentan terkena anemia defisiensi zat besi. Beberapa waktu yang lalu melalui e-News dari berita jurnal internasional laktasi, hasil riset terbaru mengenai hal ini.

Beberapa tahun terakhir terdapat "titik lemah" dari pemberian ASI eksklusif pada bayi yang menjadi kontroversi di dunia laktasi. Pada tahun 2001, WHO menyampaikan kekhawatirannya akan resiko kekurangan zat besi pada bayi ASI eksklusif. Beberapa ahli laktasi bahkan menyatakan secara jelas mengenai hal ini. Glader (2004) merekomendasikan agar bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sudah harus diberikan suplemen zat besi untuk menghindari kemungkinan defisensi zat besi. Hal senada diungkapkan juga oleh Calvo dkk (1992) yang megevaluasi kadar zat besi pada bayi ASI eksklusif dan merekomendasikan pemberian suplemen zat besi sejak usia 4 bulan bagi bayi ASI eksklusif.

Sayangnya riset mengenai kadar zat besi dan laktoferin pada bayi ASI eksklusif masih relatif belum mencukupi. Sehingga kebijakan perlunya pemberian suplemen zat besi bagi bayi ASI eksklusif masih perlu dipertanyakan lebih jauh. Dengan latar belakang inilah, Raj dkk (2008) melakukan riset laktasi di India mengenai kadar zat besi pada bayi ASI eksklusif serta efek ibu penderita anemia bagi bayi ASI eksklusif. Pada studi ini, dikumpulkan 200 bayi dengan 50% diantaranya memiliki ibu yang bukan penderita anemia dan sisanya penderita anemia. Pengukuran kadar zat besi dilakukan pada usia 1 minggu dan 6 bulan.

Dalam studi yang berjudul “ A prospective study of iron status in exclusively breastfed term infants up to 6 months of age” ini, Raj dkk berhasil membuktikan bahwa : (1) Bayi-bayi yang mendapatkan ASI eksklusif, baik dari ibu yang penderita anemia ataupun tidak, sama-sama tidak menunjukkan tanda defisiensi zat besi. (2) Kadar zat besi pada bayi tidak ada hubungannya dengan kadar zat besi pada ASI dan konsentrasi laktoferin dalam ASI dari waktu ke waktu.(3) Dari 200 bayi ASI eksklusif yang diriset dalam studi ini, tidak satupun bayi menunjukkan tanda-tanda anemia defisiensi zat besi.

Hasil riset laktasi terbaru ini tentu menjadi berita yang menenangkan bagi para orangtua. Semoga makin memantapkan untuk terus memberikan ASI eksklusif ke buah hatinya. Keep breastfeeding !

Sumber Artikel :
1. Luluk Lely Soraya. Riset terbaru laktasi; tidak benar bayi ASI eksklusif rentan terkena anemia defisiensi zat besi. http://lsoraya.multiply.com/journal/item/35.
2. Raj S, Faridi MMA, Rusia U et al. (2008) A prospective study of iron status in exclusively breastfed term infants up to 6 months of age. International Breastfeeding Journal; 3:3
3. World Health Organization: The Optimal Duration of Exclusive Breastfeeding. 2001 [http://www.who.int/inf-pr-2001/en/note2001-07.html].
4. Glader B: Anemias of inadequate production. In Nelson Textbook of Pediatrics 17th edition. Edited by: Behrman, Kliegman, Jenson. Philadelphia: Saunders; 2004
5. Calvo EB, Galindo AC, Aspres NB: Iron status in exclusively breast-fed infants. Pediatrics 1992, 90:375-379.
6. American Academy of Pediatrics Work Group on Breastfeeding: Breastfeeding and the use of human milk. Pediatrics 1997, 100:1035-1



{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar