CURHAT BIDAN MUDA

Bookmark and Share
Saya adalah seorang bidan muda, baru tamat Akademi Kebidanan. Menyandang gelar Ahli Madya Kebidanan yang berarti mendapat pengakuan dari pemerintah dan juga masyarakat. Tapi ntah mengapa saya masih ragu terhadap profesi ini. Apalagi dengan pengetahuan dan keterampilan saya. Selama kuliah saya hanya melakukan pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan “Pandang Saja..” Alias cuma melihat tanpa ikut terlibat.

Tapi apa mau dikata, orang tua memaksa saya menjadi bidan, mereka bilang menjadi bidan berpeluang untuk cepat kerja. Dan mudah mendapat jodoh, meski pada kenyataannya saya masih jomblo dan pengangguran. Saya menjalani pendidikan hanya sekedar berbakti pada orang tua, bukan cita-cita. Saya juga tidak tau cita-cita saya apa. Orang tua saya tidak mau percaya kalau saya takut darah, dan jijik melihat proses persalinan, saya bahkan tidak suka berkomunikasi dengan orang lain. Tidak tau kelak saya menjadi bidan seperti apa...

Tamat bidan praktis saya tidak tau apa-apa, buku tidak punya, sewaktu kuliah saya lebih senang jalan-jalan, bermain, bercanda...tidak suka membaca, kalau ujian selalu nyontek....dan akhirnya saya tamat juga. Meski saya tidak tahu ilmu apa yang ada di kepala saya. Ditambah lagi dosen saya juga jarang masuk kelas, hanya memberi tugas tanpa pencerahan dan penjelasan memuaskan. Dan anehnya suka marah-marah, dan beberapa dari mereka bahkan juga tidak pernah menolong persalinan. So’ saya ibarat “like father like son” atau “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”, kecuali buahnya dicuri orang...

Baru tamat selama 1 bulan. ada beberapa tempat yang menawarkan saya pekerjaan, tapi saya tolak, sebagai bidan yang sudah berlabel ahli madya, saya menganggap gaji “number one”, saya tidak ingin capek bekerja menguras tenaga di klinik dan di rumah sakit, dengan gaji yang kecil. Untungnya saya menerima gaji bulanan dari orang tua, bahkan lebih besar dibanding saya bekerja...Saya hanya berharap kelak menjadi pegawai pemerintah supaya bekerja lebih santai...dan bila belum diterima saya kuliah saja lagi, dan saya bisa jadi dosen.....(saya tersenyum, menyadari kapasitas kemampusn saya tentunya..)... Atau kalau sudah mentok, saya cari saja pria kaya untuk saya nikahi, hee..., itu juga kalau ketemu....

Apakah ini potret sahabat-sahabat saya juga , saya tidak tahu....


{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar