DIARY BIDAN MENCARI CINTA (7)

Bookmark and Share
by bid f.ok
Anne story..........
“Gawat..dita!!” anne mendorong kandita bahkan hampir jatuh, ke sisi kanan ruangan kamarnya. Sebuah gang sempit yang hanya cukup untuk mereka berdua saja. Gang sempit yang sering dijadikan gudang, terlihat dari beberapa benda tak terpakai tergeletak pasrah memohon belas kasihan di sekitarnya.

“Ada apa anne, tenang dulu...” buru kandita. Puja yang berada tidak jauh dari mereka menangkap gelagat itu langsung beranjak mendekati Kandita dan anne. Wajahnya penuh tanda tanya...Tangannya menggenggam erat keripik pedas pak herman.

“Ibuku tadi telpon, trus aku mau dijodohin dit sama cowok...” wajah anne cemberut. Ada segurat kekhawatiran disana, tapi rona merah tanda kebahagian meski tersembunyi tetap terlihat mewarnai wajahnya yang manis.

“asyik dong...” balas puja. Bunyi gemeretak keripik di mulutnya mengganggu konsentrasi mereka. Mata kandita melotot pada puja, berkali-kali pandangannya beralih ke kripik singkong dan bibir puja yang dipenuhi serpihan keripik. Puja mengunyah keripiknya perlahan...sambil nyengir.

“Besok siang katanya tuh cowok mau dateng dit..........” lirih anne, matanya awas melirik kiri dan kanan. Takut suaranya terdengar oleh seseorang. Pastinya maya orangnya, bathin kandita.

“Trus masalahnya apa?” jawab kandita. Nafasnya sesak berada di gang sempit itu. Bau lembab menyengat hidungnya.

“Aku nggak suka dijodoh-jodohin, aku ingin mencari cinta sejatiku sendiri.....” anne menerawang, dibalas dengan cibiran kedua temannya itu.

“Panas banget ya......” Puja sengaja mengibas-ngibaskan tangan kanannya ke tubuhnya.

“Dia sudah tau wajah jelek kamu an...” seloroh puja lagi, seketika cubitan keras mendarat di lengan kanannya..anne mendelik....

“Aww....” jerit puja sambil tertawa riang.

“Belum tau, dia memang tidak ingin melihat wajahku sebelum bertemu. Ibu bilang biar surprise...”

“Kenapa ngebet banget ibu mu ngenalin cowok itu an...., emang mau dikawinin....” tanya kandita.

“Cowok itu mau ke mesir, kuliah S2 di al azhar...jadi dia mau ketemu aku sebelum berangkat...”
Jawab anne pelan.

“Aku bingung besok gimana?” anne gelisah...seribu kekhawatiran tampak jelas di wajahnya.

“Kayanya kamu perlu di make over deh....” saran puja. Kandita dan anne menatapnya bersamaan, untung wajah puja terlihat sangat serius. Sehingga mungkin ide itu terlihat masuk akal.

“Sore ini aku pikirin skenario untuk besok.....trus ntar malem kita ngumpul di tempat biasa yach.....”
Putus kandita.

“Tapi dit, without maya ya.....” anne memohon. Maya memang suka mencari perhatian pria, tanpa melihat apakah itu sasaran tembak sahabatnya sendiri...kelemahan maya yang sudah disadari dan diantisipasi oleh mereka bertiga.

“Setuju.....” sambar puja cepat.

“haiii....lagi ngobrolin apa sih...!!” maya tiba-tiba muncul tanpa ada yang menyadari tanda-tanda kehadirannya. Anne menatap kandita penuh arti dan Kandita mengerti..mereka hening sesaat.

“Kita lagi bahas tentang UAS kemarin...” balas puja yang diiringi anggukan kedua temannya....Anne memaksakan senyumnya untuk maya.

“Owwhhh.....” maya tersenyum manja. Matanya melirik ke sekeliling gang sempit tempat mereka berdiri. Wajahnya aneh..mungkin dia bingung, kenapa membicarakan UAS di gang sempit seperti ini.. di samping kamar anne lagi..........Tapi maya mencoba tidak ambil pusing..

“Aku baru putus dari dimas.....” kabar maya. Wajahnya datar, tentu tanpa penyesalan. Seakan membuktikan kepada 3 sahabatnya itu bahwa dia adalah petualang cinta sejati. Mudahnya dia mendapat pacar dan dengan bangga memproklamirkan berakhirnya hubungan mereka, dengan maya sebagai pihak penggugat.

“cape deh...”desis puja. Ia mulai muak dengan tingkah polah maya. Lagi-lagi cerita tentang putus nyambung-putus nyambung kaya lagunya BBB.

“apa...” tanya maya. Matanya menyipit..Kandita melotot pada puja...Anne juga.

“Aku tiba-tiba pengen ke kamar mandi nih, sesak banget..mau BAB...!!!!” puja seketika berlari, dan kandita mengawasinya, sudah diduganya arahnya bukan ke kamar mandi tapi langsung ke kamarnya. Sejak perdebatan beberapa minggu yang lalu, puja lebih banyak menghindar dari maya. Mereka tidak bisa se akrab dulu lagi.

Sedang maya...bla-bla-bla...terus saja berbicara panjang lebar mengnai proses putusnya dengan dimas. Puja bersyukur dalam hati karena kupingnya tidak dipenuhi dengan cerita maya.

Bersambung..


{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar